(قَالَ سَيِّدُنَا) أي أكرمنا (الْحَبِيْبُ) أي المحبوب السيد (عَبْدُ اللهِ الْحَدَّاد) صاحب الطريقة المشهورة، والأسرار الكثيرة. فاصطلاح بعض أهل البلاد أن ذرية رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا كان ذكرا يقال له: "حبيب"، وإن كانت أنثى يقال لها: "حبابة"، واصطلاح الأكثر يقال له: "سيد وسيدة". (الرَجُلُ الْكَامِلُ) أي في دينه (هُوَ الَّذِيْ يُسَامِحُ) أي يساهل (فِيْ حُقُوْقِهِ) كالزينة (وَلاَ يُسَامِحُ فِيْ حُقُوْقِ اللهِ تَعَالَى) كالصلاة ووصل الشعر فذلك حرام (وَالرَّجُلُ النَّاقِصُ هُوَ الَّذِيْ يَكُوْنُ عَلَى الْعَكْسِ) بأن يتسع في حقوق الله تعالى، ولا يتسع في حقوق نفسه.
Istilah sebagian negri/ bahwa anak cucu Rosulullah SAW bila ia seorang laki-laki di sebut "HABIB" dan jika perempuan disebut "HABABAH", sedang istilah yg lain lebih banyak menyebutnya dengan "SAYYID" dan "SAYYIDAH"Al-habib berkata: "Seorang laki-laki sempurna agamanya adalah orang yang pemaaf terhadap hak-haknya, tetapi bukan sikap pemaaaf jika itu adalah hak Allah, seperti sholat dan menyambung rambut, yang demikian adalah "HARAM". Sedangkan orang tidak sempurna dalam agamanya akan bersikap diluar itu. yakni dengan memperluas hak hak Allah dan mempersempit hak hak pada dirinya.
كان لبعض الصالحين أخ صالح يزوره كل سنة مرة، فجاء مرة لزيارته فدق بابه، فقالت زوجته: "من هذا ؟"، فقال: "أخو زوجك في الله، جاء لزيارته"، فقالت: "ذهب يحتطب، لا ردّه الله"، وبالغت في سبه. فبينما هو كذلك، وإذا بأخيه قد حمل الأسد حزمةَ حطبٍ وهو مقبل به، ثم أنزل الحطب عن ظهر الأسد، وقال: "إذهب، بارك الله فيك"، ثم أدخل أخاه بعد التسليم عليه والترحيب به، فأطعمه. ثم ودعه وانصرف على غاية العجب من صبره عليها، وعدم جوابه في سبها. ثم جاء أخوه في العام الثاني، فدق الباب، فقالت امرأة: "من هذا ؟"، قال: "أخو زوجك، جاء يزوره"، قالت: "مرحبا"، وبالغت في الثناء عليه وعلى زوجها، وأمرتْه بانتظاره. فجاء أخوه والحطب على ظهره، فأدخله وأطعمه. فلما أراد مفارقته، سأله عما رأى من تلك وهذه، ومن حمل الأسد حطبه، فقال: "يا أخي، توفيت تلك الشرسة، وكنت صابرا على شؤمها، فسخّر الله تعالى لي الأسد لصبري عليها، ثم تزوّجت هذه الصالحة، وأنا في راحة معها، فانقطع عني الأسد، فاحتجت أن أحمل الحطب على ظهري لأجل راحتي مع هذه الصالحة.
Kisah Kesabaran Seorang Suami Sholeh
Alkisah, ada ulama Soleh yang memiliki saudara laki-laki yang sholih, ulama tersebut mengunjungi pada saudaranya setahun sekali. Suatu ketika ulama ini mengunjungi rumah saudara-nya, beliau mengucapkan salam lalu mengetuk pintu. Sang Isteri saudaranya mejawab : "Siapa diluar...? beliaupun menjawab: "Aku saudara laki-laki dari suamimu, hendak berkunjung padanya. Ia tadi menjawab : "Suamiku sedang pergi mencari kayu bakar dan ia belum kembali.(Si perempuan berkata sambil mencaci suaminya).
Setiap kali Ulama soleh tersebut akan berkunjung saudaranya, ia mendapati keadaan yang sama, hingga suatu ketika ulama ini menyaksikan,yang memikul kayu bakar itu bukan saudaranya akan tapi seekor harimau, sedangkan saudaranya hanya berjalan di depannya, ketika sampai dirumahnya, ia menurunkan ikatan kayu bakar tadi dari punggungnya, dan ia berkata pada harimau tadi :"Trimakasih, pergilah...Semoga allah memberkahimu" .Kemudian laki-laki ini mengucapkan salam dan menyambut ulama ini dan mempersilahkan masuk ke rumahnya, kemudian ia menyiapkan makanan untuk ulama ini. Ketika pulang ulama ini sangat kagum atas kesabaran saudaranya menghadapi sifat isterinya yang buruk,dan ia hanya diam ketika isterinya mencelanya.
Setiap kali Ulama soleh tersebut akan berkunjung saudaranya, ia mendapati keadaan yang sama, hingga suatu ketika ulama ini menyaksikan,yang memikul kayu bakar itu bukan saudaranya akan tapi seekor harimau, sedangkan saudaranya hanya berjalan di depannya, ketika sampai dirumahnya, ia menurunkan ikatan kayu bakar tadi dari punggungnya, dan ia berkata pada harimau tadi :"Trimakasih, pergilah...Semoga allah memberkahimu" .Kemudian laki-laki ini mengucapkan salam dan menyambut ulama ini dan mempersilahkan masuk ke rumahnya, kemudian ia menyiapkan makanan untuk ulama ini. Ketika pulang ulama ini sangat kagum atas kesabaran saudaranya menghadapi sifat isterinya yang buruk,dan ia hanya diam ketika isterinya mencelanya.
Pada tahun kedua ulama ini datang kembali untuk silaturrohmi,setelah mengucapkan salam dan mengetuk pintu,terdengarlah suara perempuan dari dalam "siapa gerangan..?" Ulama menjawab :"Aku saudara laki-laki dari suamimu,datang hendak silaturrohmi" dari dalam rumah perempuan tadi mengucapkan selamat datang pada ulama ini,dan memuji ulama ini dan memuji suaminya. Perempuan ini meminta dan mempersilahkan ulama untuk menunggu suaminya diluar.Selang beberapa saat datanglah saudaranya dengan memikul kayu bakar di pundaknya (tidak lagi dipikul oleh harimau).Kemudian ia mempersilahkan ulama untuk masuk dan ia menyiapkan makanan untuknya.
Dan ketika ulama ini akan pulang,beliau bertanya kepada saudaranya perihal isterinya yang dulu dan yang sekarang,dan kenapa bisa dulu harimau yang membawakan kayu bakarnya.
Maka ia menjawab ulama tersebut: Saudaraku...Isteriku yang engkau saksikan pada tahun yang lalu telah wafat,dan aku selalu sabar menghadapi sifat dan akhlak buruknya,dengan itu Allah mena'lukan harimau padaku karena kesabaranku atas sikap isteriku. Kemudian aku menikah lagi dengan perempuan yang sekarang yang sholihah,aku merasa tentram dengan nya, maka harimau itupun menghilang dan tak lagi membantuku membawakan kayu bakar, maka kini aku sendiri yang mencari dan memikul kayu bakar karena aku merasa tentram dengan isteriku yang sekarang. (subhanallah !)
Lanjutkan Baca 1 2 3 4 5 6 7 8 9